tag:blogger.com,1999:blog-4689306025097683712024-03-08T18:33:41.710+07:00Spoiled Girl's JournalDhianti Ayuhttp://www.blogger.com/profile/04591678849167640365noreply@blogger.comBlogger9125tag:blogger.com,1999:blog-468930602509768371.post-68094416141806504092020-04-08T15:11:00.001+07:002020-05-26T09:34:53.521+07:00Short Story: Minta Kepada Siapa <div style="text-align: justify;">
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiRvJMI40vT2ppnSc87JArWGrrpv_UzWm3YWUES3a6TySy5AOwCxotHAMo9zHwvI9lLt3ft_xL8cM5QnKgkaim2AzhkMv7NQAC6GBtprRLzplsOE3Cyt4ALH_nK6PRIZqU-Wz1pBqz_c90/s1600/minta+kepada+siapa.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="750" data-original-width="500" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiRvJMI40vT2ppnSc87JArWGrrpv_UzWm3YWUES3a6TySy5AOwCxotHAMo9zHwvI9lLt3ft_xL8cM5QnKgkaim2AzhkMv7NQAC6GBtprRLzplsOE3Cyt4ALH_nK6PRIZqU-Wz1pBqz_c90/s640/minta+kepada+siapa.jpg" width="426" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">pic from pinterest</td></tr>
</tbody></table>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<br />
Aku mengaduk es batu pada segelas <i>green tea</i> di hadapanku tanpa minat. "Serius nggak bisa nih, Ndin?" Kembali aku mengulang pertanyaan yang sama, sambil menyandarkan tubuhku pada sandaran sofa cafe, yang sayangnya tidak terlalu empuk ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Iya, <i>sorry</i> banget, Lan. Ini bos gue juga ngabarinnya dadakan banget." Jawab Andini dari ujung sambungan telepon. Jawaban yang sukses membuatku frustasi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Andini adalah sahabatku semasa kuliah, yang saat ini sudah sukses menjadi penulis novel sekaligus <i>influencer</i> yang diidolakan oleh banyak generasi <i>millennials</i>. Sudah sejak awal bulan yang lalu aku memintanya untuk menjadi pembicara pada seminar orientasi mahasiswa baru di kampus almamater kami, yang sekarang ini juga menjadi tempatku mencari nafkah.<br />
<br />
Acara tinggal satu pekan lagi dan setengah jam yang lalu Andini baru mengabarkan kalau tiba-tiba dia dijadwalkan untuk mengikuti <i>training</i> di Kuala Lumpur selama seminggu oleh kantornya. Selain sukses sebagai penulis, temanku yang satu ini memang masih berprofesi sebagai karyawan di salah satu kantor konsultan di Jakarta.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Emang <i>training</i>nya nggak bisa ditunda dulu gitu, Ndin?" Pintaku sekali lagi, masih berusaha membujuknya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sudah empat bulan terakhir ini aku bekerja sebagai <i>Public Relations</i> di kampus tempatku berkuliah dulu. Minggu depan kami akan mengadakan orientasi mahasiswa baru dan salah satu mata acaranya adalah seminar yang akan diisi oleh alumni kampus yang bisa dikatakan sudah sukses dan punya nama.<br />
<br />
Teman-teman kantor yang mengetahui bahwa aku bersahabat dengan Andini Sarananta, penulis muda yang novelnya akan segera diangkat ke layar lebar dan digandrungi banyak remaja, lantas memintaku untuk menghubungi Andini agar dia bersedia menjadi pembicara pada seminar nanti. Semua prosesnya lancar-lancar saja pada awalnya. Sampai siang ini..</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Nah itu dia masalahnya. Yang ngatur jadwal <i>training</i>nya kan bukan gue, Alanaa. Kalo bisa milih juga gue nggak mau ikut <i>training</i> sekarang." Jelas Andini dari ujung sambungan telepon, membuatku makin tidak berselera menghabiskan <i>spaghetti carbonarra</i> yang sudah ku pesan dan baru aku makan kurang dari sepertiganya.<br />
<br />
Sudah sekitar setengah jam aku duduk di cafe ini sendirian. Cafe dengan interior serba putih yang sangat <i>cozy</i> dan lokasinya cukup dekat dengan kantor. Maksud hati ingin memanjakan diri, kabur dari kantor di jam makan siang untuk sedikit <i>me time</i> sebelum nantinya kembali ke kantor dengan jadwal <i>meeting</i> untuk membicarakan persiapan masa orientasi mahasiswa baru. Rencana <i>me time </i>yang jadi berantakan semenjak Andini meneleponku dan mengatakan tidak bisa menjadi pembicara seminar. Aku harus bilang apa ke timku saat <i>meeting</i> nanti??</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Atau lo cuti aja gimana? Jadi lo nggak perlu ikutan <i>training</i>, kan?" Usulku, masih tetap berusaha. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Ngajuin cuti pas jadwal <i>training</i> sih sama aja gue ngajuin surat pengunduran diri, Lan." Jawab Andini yang sepertinya mulai lelah memberikan penjelasan kepadaku. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Terus gue gimana dong, Ndin? Gue kan udah minta sama lo dari hampir dua bulan yang lalu. Masa dibatalin gitu aja? Gue harus nyari pembicara pengganti dari manaaa?" Aku kembali merengek sambil mulai menahan tangis. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Yah, Lan.. Gue minta maaf banget tapi gue beneran nggak bisa. Gue janji deh, ini gue sambil coba kontak temen-temen penulis lain yang kira-kira bisa gantiin gue. Kalo udah dapet gantinya, gue langsung hubungin lo. ASAP." Ujar Andini, berusaha menghiburku. Aku hanya menghela napas sambil mengaduk <i>spaghetti</i> di piringku tanpa minat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Lan? Haloo, Alana?" </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Iya, Ndin. Ya udah kabarin aja kalo lo bisa dapet pembicara pengganti, ya.<i> Bye, Assalamu'alaikum</i>." Aku langsung mematikan sambungan telepon tanpa merasa perlu menunggu Andini membalas salamku. Aku masih kesal dengan sahabatku ini, walaupun aku tahu semua ini terjadi di luar kuasanya. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pupus sudah harapanku menjadi karyawan baru yang teladan. Saat dapat tugas untuk menghubungi pembicara, aku sangat <i>excited</i> karena rasanya bukan perkara sulit untuk meminta Andini mengosongkan jadwal. Sahabatku yang super ceria itu pasti mau membantuku. Sayangnya aku lupa bahwa dia juga seorang karyawan dengan jadwal pekerjaan yang padat luar biasa dan sewaktu-waktu jadwalnya bisa berubah. Alih-alih jadi karyawan baru yang teladan, sekarang aku justru harus memutar otak untuk mencari solusi sebelum <i>meeting</i> siang ini dimulai sekitar satu jam lagi. Nggak mungkin aku hadir <i>meeting</i> dengan berita buruk dan tangan kosong seperti ini, kan? Aku harus minta tolong ke mana lagii?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Bun, tadi Tania di sekolah pake tas baru. Bagus deh tasnya, Bun. Ada gambar <i>unicorn</i> sama ada <i>sequin</i> nya. Kata Tania itu namanya tas <i>smiggle</i>. Naya mau tas kayak punya Tania itu, Bun." Celoteh anak perempuan di meja sebelah reflek membuatku menoleh.<br />
<br />
Ku lihat Ia sedang menarik ujung kerudung bunda nya dengan tatapan penuh harap. Aku tebak usianya sekitar 7 atau 8 tahun, masih mengenakan seragam putih-merah dengan kerudung yang sudah sedikit berantakan. Permintaan anak itu menarik perhatianku, sejenak membuatku lupa dengan permasalahan yang aku hadapi. <i>Well</i>, tas <i>smiggle</i> kan nggak murah. Cukup <i>brand minded</i> juga ya anak SD zaman sekarang.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Tas punya Naya kan masih bagus," Jawab bundanya acuh tak acuh, sambil membalik daftar menu yang dipegangnya. Anak kecil yang sepertinya bernama Naya tadi lantas menyandarkan tubuhnya pada lengan sang bunda, masih ingin meneruskan negosiasinya. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Iya tapi tas Naya kan nggak ada <i>sequin</i> nya, Bunda. Nggak keren kayak punya Taniaa." Ucap anak itu merajuk kepada bundanya. Kulihat kali ini sang bunda menghadapkan badannya ke anak kecil tadi, menatap anak itu dengan serius, kemudian mengatakan,</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Kalo Naya mau tas itu, minta sama Allah. Minta sama A<i>r-Razzaq</i> untuk kasih rezeki ke Ayah sama Bunda. Minta sama <i>Al-Hadi</i> biar kasih petunjuk ke Ayah sama Bunda buat cari rezeki yang halal biar bisa beliin Naya tas baru. Hayo coba tadi pas shalat dzuhur Naya berdoa nggak?" Ucapan Bunda Naya ini rasanya bagai tamparan untukku. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Minta sama Allah, minta sama <i>Ar-Razzaq</i>, minta sama <i>Al-Hadi</i>. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Apa aku sudah meminta bantuan kepada Yang Maha Memberi Petunjuk atas segala permasalahanku ini? Aku minta bantuan kepada Andini seolah-olah hanya Andini lah yang dapat menolongku, lantas frustasi ketika ternyata harapanku tidak berjalan sesuai rencana. Aku lupa bahwa ada <i>An-Nashir</i>, Yang Maha Penolong, tempat aku seharusnya mengadu mengharap pertolongan pertama kali. Sekarang ini aku bahkan belum sahalat dzuhur! Astagfirullah..</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Oh iya, Naya lupa, Bunda. Naya berdoa sekarang, deh." Ucap anak itu seraya mengangkat kedua tangannya sambil mulut mungilnya bergerak-gerak, berbisik lirih mengucap doa dengan bahasa kanak-kanaknya yang sungguh menggemaskan. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<h3 style="border: 0px; box-sizing: border-box; clear: both; color: #222222; font-family: "Open Sans", arial, sans-serif; font-size: 20px; font-weight: 400; line-height: 32px; margin: 0px 0px 12px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: right; vertical-align: baseline;">
</h3>
<div align="center" dir="RTL" style="box-sizing: border-box; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 21px; margin-bottom: 21px; overflow-wrap: break-word;">
<span style="box-sizing: border-box; font-size: 14pt;"><span style="box-sizing: border-box;"><span style="box-sizing: border-box;">وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ</span></span></span></div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 21px; margin-bottom: 21px; overflow-wrap: break-word; text-align: left;">
“<em style="box-sizing: border-box;">Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku. Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran</em>.” (QS. Al Baqarah: 186)</div>
<span style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: sans-serif; font-size: 13px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: left; vertical-align: baseline;"><span style="box-sizing: border-box; font-family: "verdana" , "geneva" , sans-serif;"><br style="box-sizing: border-box;" /></span></span>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Terima kasih, Bunda dan Naya untuk pengingatnya!</i> Ucapku dalam hati, kemudian mengambil ponsel dan dompetku untuk bergegas ke mushala cafe. Mushala kecil berukuran 3 x 4 meter inilah yang menjadi saksi bisu 'curhat'ku kepada Allah, mengutarakan segala permasalahanku tanpa adanya kata yang terucap. Tak terasa pipiku mulai basah akibat air mata yang turun tanpa aku komando. Tangisan ini bukan karena Andini yang tiba-tiba membatalkan janjinya kepadaku, bukan pula karena aku belum berhasil mendapatkan pembicara untuk menggantikan Andini. Tangisan ini adalah tangisan malu, malu karena aku melupakan Dzat yang seharusnya menjadi satu-satunya tempat untukku bergantung. Malu karena tidak sepatutnya aku menyalahkan Andini. Segala permasalahan yang aku alami pastilah akibat dosa dan maksiat yang aku lakukan, entah sadar ataupun tidak.<br />
<br />
<br />
<div dir="RTL" style="box-sizing: border-box; font-family: "Traditional Arabic"; font-size: 23px; line-height: 21px; margin-bottom: 21px; overflow-wrap: break-word; text-align: center;">
وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ</div>
<div style="box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 21px; margin-bottom: 21px; overflow-wrap: break-word; text-align: left;">
“<em style="box-sizing: border-box;">Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).</em>” (QS. Asy Syuraa: 30)</div>
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ponselku bergetar menandakan ada pesan masuk. Aku menyeka air mataku lalu membaca pesan tersebut. Pesan dari Mbak Lita, atasanku di kantor. Kali ini aku sudah lebih tenang dan pasrah dengan apa yang akan terjadi nanti. Dunia tidak akan kiamat hanya karena Andini tidak bisa menjadi pembicara seminar, kan? Timku di kantor pasti punya kenalan alumni sukses lainnya yang bisa menggantikan Andini. Aku hanya butuh bekerja lebih keras lagi, dan mempersiapkan diri untuk lembur tentunya.<br />
<br />
<span style="font-family: "courier new" , "courier" , monospace;">Mba Lita (081234xxxx)</span><br />
<br />
<span style="font-family: "courier new" , "courier" , monospace;">Alana, masih <i>lunch</i> di luar ya? <i>Meeting</i> akan kita majukan, ada perubahan agenda. Pihak televisi menawarkan kerjasama. Acara Telinga Nashwa direncanakan akan live di acara semintar orientasi mahasiswa baru. Otomatis kita tidak bisa menjadikan Andini Sarananta sebagai pembicara karena pembicara akan diisi Nashwa Syahab selaku <i>host</i> Telinga Nashwa sekaligus alumni kampus ini. Bisa segera kembali ke kantor? </span><br />
<br />
<br />
Masya Allah.. Doaku dibayar kontan! </div>
Dhianti Ayuhttp://www.blogger.com/profile/04591678849167640365noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-468930602509768371.post-23305013225275722672019-07-07T21:17:00.002+07:002019-07-07T21:17:23.392+07:00Merasa Diawasi<div style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgywexE6yv9gbteqJd0tUU87RNck0p33Vxc-SDRMqp3IrBfl1R1D-6J6ceA6LjDMdBBwgBKCmz5COtacTKGjz0Q-XA6P9iK12DLWDNftqHuMHRdZDR8l0J6wPcrMqn3R1jfBUGtDMpoop0/s1600/1562495931683_1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="421" data-original-width="420" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgywexE6yv9gbteqJd0tUU87RNck0p33Vxc-SDRMqp3IrBfl1R1D-6J6ceA6LjDMdBBwgBKCmz5COtacTKGjz0Q-XA6P9iK12DLWDNftqHuMHRdZDR8l0J6wPcrMqn3R1jfBUGtDMpoop0/s320/1562495931683_1.jpg" width="318" /></a></div>
<i><br /></i>
<i>bismillah..</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<span id="goog_1958706686"></span><span id="goog_1958706687"></span><br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Hey! It's been a while since the last time i've posted something here. Now is Dzulqo'dah already and I just trifled my Syawal away.</i> Sepanjang bulan Syawal kemarin ga dateng ke kajian manapun dan rasanya keriiiiiiing banget. Bener-bener ngerasa <i>lost</i> aja gitu. Dan jadinya banyak ngerjain hal yang sia-sia kayak baca novel, nonton web series mulu, dengerin lagu, dll dll dll yang ga perlu dijelasin juga sih ya sebenernya. Heu</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mulut tuh juga rasanya jadi enteeeng banget buat ngomongin orang, nyinyir, komen yang ga perlu, bercanda berlebihan, yaa pokoknya sebulan kemarin itu rasanya <i>futur </i>banget deh. Padahal baru aja pisah sama Ramadhan ya :""</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Nah <i>alhamdulillah</i> akhirnya Sabtu kemarin aku bisa dateng lagi ke kajian rutinnya <a href="http://muhammadnuzuldzikri.com/" target="_blank">Ustadz Nuzul Dzikri</a> di Masjid Nurul Iman Blok M Square setelah hampir sebulan 'meliburkan diri' ga dateng-dateng kajian. Emang bener ya. obatnya <i>futur</i> itu ya dateng ke majlis ilmu dan kumpul sama orang-orang shalih. <i>Ndilalah</i> kok ya materi kajian kemarin itu rasanya paaaas banget. Berasa ditampar bolak-balik gitu akutuh rasanya. Nah karena materi kajian kemarin juga yang bikin aku pengen blogging lagi dan share sedikit materinya di sini. Minimal tulisan ini bisa jadi <i>reminder </i>buat aku sendiri kalo lagi iseng baca-bacain blog, mengingat kayaknya blog ini sekarang udah nggak ada pembacanya juga hahaha ngenes yha. Aku juga ga mau <i>share </i>full materi kajiannya di sini sih. Cuma mau <i>share </i>beberapa <i>quotes </i>yang berhasil 'nyentil' aku di kajian kemarin. Duh intro nya kepanjangan ya sepertinyaa.</div>
<br />
<i>Muraqabatullah</i>,<br />
merasa di awasi oleh Allah.<br />
<br />
<h3 style="text-align: center;">
<span style="font-weight: normal;"><i>"Orang yang punya </i>muraqabatullah<i>, sikapnya 24 jam akan sama. Berbuat baik di manapun, bukan hanya di majlis saja." </i></span></h3>
<h3 style="text-align: center;">
<span style="font-weight: normal;"><i>-</i>Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri<i>-</i></span></h3>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Nah, baru masuk awal materi aja rasanya udah kayak ditabokin. Kok ya kutipan di atas ga aku banget :( Kalo lagi di kajian atau kumpul sama temen-temen kajian rasanya lisan bisa banget terjaga. Rasanya lisan dan hati mudah banget buat ucap <i>dzikrullah</i>. Tapi kalo udah ga di majlis ilmu, kalo lagi ngumpul sama temen-temen kantor, atau temen-temen SMP atau SMA, lisan kok ya jadi mudah banget ghibahin orang, nyinyirin orang, secara ga langsung ngerendahin orang. Kayak lupa kalo ada Yang Maha Melihat yang pengawasannya ga akan luput sedetikpun. Sedih :( semoga Allah jaga kita untuk bisa terus merasa diawasi sama Allah ya..</div>
<br />
<br />
<h3 style="text-align: center;">
<span style="font-weight: normal;"><i>"Janganlah engkau melihat kecilnya maksiat, tetapi lihatlah kepada siapa engkau bermaksiat."</i></span></h3>
<h3 style="text-align: center;">
<span style="font-weight: normal;">-Bilal ibn Sa'ad-</span></h3>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Kalo yang ini jlebnya luar biasa sih..Emang kuncinya supaya bisa menghindari maksiat itu senantiasa merasa diawasi sama Allah. Sering-sering evaluasi diri, mempehatikan diri di setiap keadaan. Sekali lagi, semoga Allah jaga kita untuk bisa terus merasa diawasi sama Allah...<br />
<br />
Aku ga mau share materinya secara lengkap karena aku rasa itu masih jauh di luar kapasitas aku. Takut ada salah-salah penyampaian yang malah menyesatkan. Kalau ada yang mau denger kajian full nya, <i>better </i>bisa langsung cek youtube channelnya Ustadz Nuzul Dzikri di <a href="https://www.youtube.com/channel/UCZHbLWGrq43F0-5Ef37CpWQ" target="_blank">sini</a>. Biasanya dalam seminggu atau dua minggu akan di upload kok. Semoga kutipan dari <i>quotes </i>di atas cukup jadi <i>reminder </i>buat kita untuk lebih menjaga lisan, menjaga sikap, menjaga perilaku karena setiap gerak gerik kita itu ada yang mengawasi, dan akan dipertanggungjawabkan di akhirat kelak..</div>
<br />
<i>Muraqabatullah,</i><br />
sederhana tapi susahnya minta ampun..<br />
<br />
<br />
Lots of love,<br />
<br />
Dhianti Ayu. <br />
<br />
<br />
<br />
<div style="background-color: transparent; border: medium none; color: black; left: -1001px; position: absolute; text-align: left; text-decoration: none; top: -1000px;">
لا تنظر إلي صغر المعصية, و لكن انظر من عصيت<br /><br />Simak selengkapnya disini. Klik <a href="https://muslim.or.id/42219-bukan-besarnya-dosa-tetapi-kepada-siapa-bermaksiat.html">https://muslim.or.id/42219-bukan-besarnya-dosa-tetapi-kepada-siapa-bermaksiat.html</a></div>
<div style="background-color: transparent; border: medium none; color: black; left: -1001px; position: absolute; text-align: left; text-decoration: none; top: -1000px;">
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: 21pt;">لا تنظر إلي صغر المعصية, و لكن انظر من عصيت</span></div>
“Janganlah engkau melihat kecilnya maksiat tetapi lihatlah kepada siapa engkau bermaksiat.” [Ad-Daa’ wad Dawaa’ hal. 82]<br />
<br /><br />Simak selengkapnya disini. Klik <a href="https://muslim.or.id/42219-bukan-besarnya-dosa-tetapi-kepada-siapa-bermaksiat.html">https://muslim.or.id/42219-bukan-besarnya-dosa-tetapi-kepada-siapa-bermaksiat.html</a></div>
<div style="background-color: transparent; border: medium none; color: black; left: -1001px; position: absolute; text-align: left; text-decoration: none; top: -1000px;">
“Janganlah engkau melihat kecilnya maksiat tetapi lihatlah kepada siapa engkau bermaksiat.” [Ad-Daa’ wad Dawaa’ hal. 82]<br /><br />Simak selengkapnya disini. Klik <a href="https://muslim.or.id/42219-bukan-besarnya-dosa-tetapi-kepada-siapa-bermaksiat.html">https://muslim.or.id/42219-bukan-besarnya-dosa-tetapi-kepada-siapa-bermaksiat.html</a></div>
<div style="background-color: transparent; border: medium none; color: black; left: -1001px; position: absolute; text-align: left; text-decoration: none; top: -1000px;">
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: 21pt;">لا تنظر إلي صغر المعصية, و لكن انظر من عصيت</span></div>
“Janganlah engkau melihat kecilnya maksiat tetapi lihatlah kepada siapa engkau bermaksiat.” [Ad-Daa’ wad Dawaa’ hal. 82]<br />
<br /><br />Simak selengkapnya disini. Klik <a href="https://muslim.or.id/42219-bukan-besarnya-dosa-tetapi-kepada-siapa-bermaksiat.html">https://muslim.or.id/42219-bukan-besarnya-dosa-tetapi-kepada-siapa-bermaksiat.html</a></div>
Dhianti Ayuhttp://www.blogger.com/profile/04591678849167640365noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-468930602509768371.post-84720054529901545852018-12-05T09:39:00.000+07:002018-12-05T10:15:53.755+07:00This Path Is A Lonely Path<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi9cBTtMf_yw8kp6yA5eBKgcxuYqSEApam613AzzmHqy8YufmtNxt3sYUB590HV637mTqytQ_rzXE16icyMoervPm4wBYFT6mpX-1VbSd-TxKxlUl8YzMlbZSGpOadEHS07LC9t8G4tQCc/s1600/1543974515501.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="416" data-original-width="625" height="265" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi9cBTtMf_yw8kp6yA5eBKgcxuYqSEApam613AzzmHqy8YufmtNxt3sYUB590HV637mTqytQ_rzXE16icyMoervPm4wBYFT6mpX-1VbSd-TxKxlUl8YzMlbZSGpOadEHS07LC9t8G4tQCc/s400/1543974515501.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
This path is a lonely path.</div>
<div style="text-align: justify;">
So don't be surprised when a time comes when you become a stranger among people you thought were strangers like yourself. The longer you remain on this blessed path, the more the people will see you as someone who baffles them because a person who chases this <i>dunya </i>will always find ambitions for the <i>aakhirah </i>strange. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
This path is a lonely path.</div>
<div style="text-align: justify;">
Because the lover of the <i>dunya </i>have nothing to do with it. It is shunned by the most, out of fear of losing the temporary while they don't realise how they are ruining their eternal life. It is not sought after except by those rare, few, blessed ones who seek the Face of Allah <i>Ta'ala </i>more than anything this worthless world has to offer. you will be mocked, misunderstood, considered a foreigner in your own homeland, considered a stranger amongst your own friends and family.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
But know, O beloved, that you aren't the only one whoo feel this staggering bite of loneliness, and you certainly aren't the first. This is the path, where Rasulullah (pbuh) was rejected by his own family and tribe, the path where Yusuf <i>álaihissalaam </i>was thrown into prison for a crime he never committed. And the examples are many. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Know, O beloved, that you have chosen this path knowing all the hardships, and so you must bear them with patience and walk upon this path with a smile on your faces. Because this is the path for which the Sahabah <i>radhiAllahu'anhum </i>gave their lives. This is the path of the few, blessed, chosen servants of Allah. So strive to be from amongst them. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"The path of truth is solitary. Those who traverse it are lonely; they're not wanted, nor their aspiration. Leisurely do they travel, with resolution. Of what they seek, people are heedless, for, about the truth, most are careless." -Ibn Rajab al-Hanbali-</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>This path is paved with torn of limbs, irrigated with blood, surrounded by trials. Its tribulations and fitnah waylay you on this path. But as long as you know your goal, and the way is clear to your sight, pursue your journey whatever the case is.</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i><br /></i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i><br /></i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i><br /></i></div>
<div style="text-align: justify;">
Source: <a href="https://www.instagram.com/ukht_in_islam/" target="_blank">@ukt_in_islam</a> (Instagram Account)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
-------------------------</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Just read this writing this morning and I feel like, this was made to cheering me up</i>. Mungkin sebenernya tulisan ini lebih <i>relate </i>buat temen-temen muslim yang tinggal di negeri dengan minoritas penduduk muslim. Tapi entah kenapa pas baca ini aku ngerasa <i>relate </i>bangetttt.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>For someone who has written this beautiful writing wherever you are, thank you for encouraging me to always be istiqomah to take this path..</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Salaam,</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dhianti Ayu</div>
Dhianti Ayuhttp://www.blogger.com/profile/04591678849167640365noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-468930602509768371.post-5241197930920619702018-09-09T14:08:00.000+07:002018-09-09T16:29:22.489+07:00Tentang Kematian dan Menjadi Shalihah<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEioPulQjjLhRygZ-8Wxp9qKIqQ3lu7_sp20tAysm0o30snDCWK6HbggbRx89028wdYtSVxJZxqfCLQEp0S2zAD4WUx49_P4ThMgc_A0SnBroFb1ms0pzC4jCONztn4uZqQH27rUUqoa2MY/s1600/1536476038713.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="417" data-original-width="626" height="266" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEioPulQjjLhRygZ-8Wxp9qKIqQ3lu7_sp20tAysm0o30snDCWK6HbggbRx89028wdYtSVxJZxqfCLQEp0S2zAD4WUx49_P4ThMgc_A0SnBroFb1ms0pzC4jCONztn4uZqQH27rUUqoa2MY/s400/1536476038713.jpg" width="400" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Setuju banget sama pendapat yang bilang kalo kematian itu nasihat terbaik buat kita. Dua hari lalu dapet kabar kalo ayahnya Diva, salah satu temenku dari zaman SD, wafat. Rasanya super kaget soalnya baru sekitar semingguan yang lalu ketemu Abah -<i>Diva's dad, btw</i>- di wisudaannya Diva dan keliatannya sehat dan fit banget. Emang bener ya kalo ajal itu bisa dateng kapan aja, nggak peduli kita udah siap atau belum.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Doa'in Abah ya Dhe. Do'ain gue juga biar jadi shalihah."</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kalimat pendek yang sebenenya sederhana banget, tapi bener-bener <i>meaningful </i>buat aku. Waktu aku takziah, nggak sempet ngobrol banyak sama Diva tapi kalimat pendek yang Diva bilang tadi bener-bener sukses jadi pengingat buat aku yang sekarang ini lagi ngerasa futur seefutur-futurnya. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sering banget kita bilang pengen jadi ini, pengen jadi itu, pengen sukses begini, pengen sukses begitu, biar bisa banggain orang tua. Sering kali yang berhasil jadi motivasi kita buat mencapai sesuatu itu karena orang tua kita, karena kita mau banggain mereka. Tapi kadang kita lupa, kalo yang sebenernya paling mereka butuhin dari kita itu adalah dengan kita menjadi shalih/shalihah. Segala kesuksesan dunia yang mungkin berhasil kita raih, nantinya nggak akan bisa berguna apa-apa ketika orang tua kita udah menghadap Allah. Karena yang bisa menolong kita di akhirat nanti cuma tiga hal: shadaqah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shalih yang mendoakannya. Yaa, walaupun nggak ada yang tau juga sih, siapa yang akan dipanggil Allah lebih dulu. Bisa jadi orang tua kita, atau justru kita lebih dulu? Tapi menjadi shalihah jelas nggak ada ruginya, kan?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #777777; font-family: Lato, "Myriad Pro", "Trebuchet MS", sans-serif; font-size: 15px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;">“Jika seorang meninggal, terputus amalannya kecuali tiga: shadaqah yang terus mengalir pahalanya, ilmu yang bermanfaat, dan anak shalih yang mendoakannya.”</i><span style="background-color: white; color: #777777; font-family: "lato" , "myriad pro" , "trebuchet ms" , sans-serif; font-size: 15px; text-align: justify;"> (HR. Muslim)</span></div>
<div>
<span style="background-color: white; color: #777777; font-family: "lato" , "myriad pro" , "trebuchet ms" , sans-serif; font-size: 15px; text-align: justify;"><br /></span></div>
<div>
<span style="background-color: white; color: #777777; font-family: "lato" , "myriad pro" , "trebuchet ms" , sans-serif; font-size: 15px; text-align: justify;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku sepenuhnya sadar kalo sekarang ini aku masih jauuuuuh banget dari kategori shalihah. Masih susah jaga lisan, suka nyinyir, hobi <i>stalking </i>akun gosip, hafalan ga nambah-nambah, dan setumpuk dosa lain yang nggak mungkin cukup buat aku tulis di sini. Dari ucapan Diva tadi, aku diingetin kalo dari segala impian yang mau aku raih sekarang, menjadi shalihah seharusnya jadi impianku yang nomor satu, dan semuanya harus dilakuin karena Allah, untuk dapet ridhanya Allah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Hhhh, <i>easier said than done. </i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Anyway</i>, terima kasih Diva untuk pengingatnya yang bener-bener bermanfaat buat aku yang lagi futur ini. Allah emang punya jutaan cara yah buat 'nyentil' dan ngingetin ummatNya. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tons of love,</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dhianti Ayu</div>
Dhianti Ayuhttp://www.blogger.com/profile/04591678849167640365noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-468930602509768371.post-80932463480259388222018-04-12T10:01:00.000+07:002018-09-09T16:29:47.625+07:00Edisi Kangen BloggingHi, Assalamuálaikum!<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEidGg4X76BFV0sUXleVesOxyZkH830ERUzDcJDCbIKL1QEpqBOvDSSa2f14Y-FEE7g1AOFUL4kkxeQfFKG-z_bOaRRLkty7bYkUJRfqFGzMeg3k58QqsPMIExaVM8H1Q4WYwg4lJ_GnZBc/s1600/1521128918766.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="736" data-original-width="736" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEidGg4X76BFV0sUXleVesOxyZkH830ERUzDcJDCbIKL1QEpqBOvDSSa2f14Y-FEE7g1AOFUL4kkxeQfFKG-z_bOaRRLkty7bYkUJRfqFGzMeg3k58QqsPMIExaVM8H1Q4WYwg4lJ_GnZBc/s320/1521128918766.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
Kangen blogging banget! Semenjak para blogger beralih ke vlog, entah kenapa aku jadi males blogging :( Bukan cuma males bikin postingan, tapi males <i>blog walking</i> juga.. Kenapa?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
1. <i>Mostly</i> isi postingan para blogger sekarang adalah <i>sponsored post.</i></div>
<div style="text-align: justify;">
Yaa, nggak ada yang salah juga sih dengan itu. Kan itu salah satu pintu rezeki yang halal juga. Tapi aku sungguh kangen baca postingan yang emang <i>personal thought</i> atau <i>daily life</i> nya si penulis blog *krai*.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Masih ada sih beberapa blogger yang emang masih rajin nulis di luar <i>sponsored post</i>. Tapi ya udah berkurang banget dibanding dulu :(</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
2. <i>Fashion Blogger</i> beralih ke Instagram</div>
<div style="text-align: justify;">
Ini sih ya kayaknya alasan utamanya. Awal aku kenal blog kan emang karena sering <i>blog walking</i> ke blog nya para <i>hijab fashion blogger</i> macam <a href="http://indahnada.com/" target="_blank">Indah Nada Puspita</a>, <a href="http://sitisstreet.com/" target="_blank">Siti Juwariyah</a>, <a href="http://www.pupututami.com/" target="_blank">Puput Utami</a>, <a href="http://www.kivitz.blogspot.com/" target="_blank">Fitri Aulia</a>, dkk. Semenjak mereka-mereka ini beralih ke Instagram dan jadi jarang banget <i>update</i> blog, aku <i>automatically</i> jadi jarang <i>blog walking</i> karena ya mau <i>blog walking</i> kemana juga kan :( Harus puas hanya dengan melihat instagram mereka sajah :") padahal baca di blog dan di Instagram itu sensasinya beda :( *banyak mau lo, dhe*</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Thank God <a href="http://dianarikasari.blogspot.com/" target="_blank">Diana Rikasari </a>masih rajin (banget) <i>update</i> blog :")</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Terus kenapa ga lo aja dhe yang rajin <i>update</i> blog biar minimal rasa kangen lo sama blogging terobati?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
AKU <i>WRITER'S BLOCK</i>, QAQAAA :""""</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sedih banget ih sebenernya tuh kangen banget nulis tapi nggak tau mau nulis apa. Mentok. Nggak ada ide. Dan akhirnya malah curhat ga penting macem ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Lalu apa faedah dari postingan ini?</div>
<div style="text-align: justify;">
Nggak ada sih kayaknya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Heu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ya udah deh aku pamit aja. Doakan semoga <i>writer's block</i>-nya segera hilang ya :"</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tons of Love,</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dhianti Ayu</div>
Dhianti Ayuhttp://www.blogger.com/profile/04591678849167640365noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-468930602509768371.post-80591694025817511882017-08-13T00:03:00.001+07:002018-09-09T16:30:15.336+07:00Public Display of Affection, boleh nggak ya?"Ya ampuuun, gemash ya liat pasangan ini yang akhirnya halal jugaa"<br />
<div>
"Ih sekarang gandengan tangannya udah jadi pahalaa, <i>honeymoon </i>nya ke Turki pula. Mauuu"</div>
<div>
"Astagahhh, selfie berdua di mobil aja rasanya gemesin banget. Gue kapan ya?" *kemudian gigit jari*</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<i>Well</i>, Assalamu'alaikum, <i>everyone</i>! <i>I'm back</i>! kangen aku gaaa?</div>
<div>
Mentemen, sekali-sekali bahas yang nyerempet masalah cinta-cintaan nggak apa lah ya? </div>
<div>
<br /></div>
<div>
<i>Publlic Display of Affection</i>? PDA? maksudnya apa sih? </div>
<div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiwVYTQ5ZAzU7fRlLa4rwuJ927EQd6tqVG8qDOzXYSZCDTHso4k7CiW-f15l5aUxrBvfIdi_1lHYSJNVnCvWypX-PluNWXifmZDwpvSNIPpLp3vq3iUA3s3AgxkqbYzUD7tdk_ojgoBPqo/s1600/1502545168919+%25281%2529.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="493" data-original-width="500" height="393" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiwVYTQ5ZAzU7fRlLa4rwuJ927EQd6tqVG8qDOzXYSZCDTHso4k7CiW-f15l5aUxrBvfIdi_1lHYSJNVnCvWypX-PluNWXifmZDwpvSNIPpLp3vq3iUA3s3AgxkqbYzUD7tdk_ojgoBPqo/s400/1502545168919+%25281%2529.jpg" width="400" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Pernah nggak sih temen-temen liat ada pasangan yang gandengan tangan, rangkulan, pelukan, atau bahkan <i>kissing </i>di depan umum? Nah, itu namanya PDA. Simple nya, unjuk kemesraan di depan umum lah. Mungkin kalo di Indonesia -atau di Jakarta khususnya- pegangan tangan atau rangkulan mah udah wajar lah yaa.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<i>Personally</i>, aku sih cenderung risih ngeliat pasangan yang PDA gitu, apalagi kalo dilakuin sama pasangan ABG atau orang-orang yang pacaran. Rasanya kayak, duh belum waktunya aja... <i>Even </i>sama yang udah nikah juga suka ngerasa risih sih kalo liat di mall ada yang mesranya terlalu gimana gitu.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Tapi, PDA yang mau aku bahas di sini tuh bukan PDA yang kayak gitu.. Tapi PDA terselubung yang sering aku liat di medsos, terutama instagram. Kok terselubung? </div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Jadi gini, kalo ngeliat ada pasangan kayak selebgram, artis, atau temen-temenku yang <i>update </i>di Instagram sama pacarnya, aku mah cenderung bodo amatan. Nggak peduli, apalagi iri. Ada juga risih hahahaha. Tapi, kalo yang update sama pasangannya itu orang-orang yang -menurutku- alim, shalih/shalihah, yang menikahnya dengan cara yang baik (<i>let's say</i>, taaruf?), aku tuh suka gemaaash, rasanya <i>cute </i>aja. Kalo kata anak zaman sekarang mah, kayak ngeliat <i>relationship goals</i> gitu lah. Kemudian muncul lah komentar-komentar kayak yang aku tulis di awal tadi, dan akhirnya berujung.....iri :" Mau kayak gitu jugaaa.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Duh, ngenes amat yak. </div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Yaa pokoknya seneng lah gitu ngeliatnya. Walaupun kadang yang di share cuma foto sederhana, tapi <i>caption </i>fotonya kok ya <i>sweet </i>amaat. Nyeritain keromantisan-keromantisan suaminya gitu.. Awalnya aku mikir kalo itu bisa jadi salah satu cara <i>syiar </i>untuk nunjukin kalo pacaran setelah menikah tuh asik, lho. Berpahala pula. Dengan <i>share </i>keromantisan sama suami juga bisa jadi pembelajaran tentang bagaimana suami-istri seharusnya bersikap. Pokoknya nanti kalo udah nikah mau begitulah. Biar bisa menginspirasi yang lain juga.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Tapi, pemikiran aku itu berubah beberapa hari lalu. Tepatnya waktu ngeliat postingan salah satu desainer muslimah yang nunjukin DM yang beliau terima. Isi DMnya, ada perempuan yang minta beliau buat bujukin suaminya biar mau berpoligami, soalnya perempuan ini mau jadi istri keduanya! DHUAR banget kan??? Emang sih, desainer muslimah ini lumayan sering <i>share </i>tentang materi rumah tangga sama <i>parenting </i>gitu dari pengalaman-pengalaman pribadinya. Jadi ya lumayan sering juga posting tentang kebaikan-kebaikan yang dilakuin suaminya. Jujur aku sih seneng dan banyak belajar dari postingan-postingan yang suka beliau <i>share </i>ini. Tapi setelah liat DM tadi, aku jadi takut sendiri. Bukan nggak mungkin kan perempuan itu mau jadi istri kedua karena iri ngeliat postingan-postingan yang di <i>share </i>desainer muslimah itu? Kerena mau juga diperlakukan kayak gitu sama suaminya si desainer muslimah?</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Duh kok jadi kayak promosiin suami sendiri :"</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Sehari setelah liat postingan itu, teh Ghina juga share di IG <i>stories</i>nya terkait PDA ini. Uhm, beliau nggak pake istilah PDA sih, tapi yaa serupa lah.. Teh Ghina ini dulunya lumayan sering gitu posting foto bareng atau nulis <i>caption </i>tentang suaminya. Tapi sekarang-sekarang ini udah nggak pernah, soalnya Teh Ghina udah sadar bahayanya. Bahaya? Bahaya gimana maksudnya? Yaa kayak yang kejadian sama desainer muslimah tadi itu. Teh Ghina juga pernah ngalamin yang kayak gitu makanya sekarang berusaha nggak gitu lagi karena memang banyakan <i>mudharat</i>nya. </div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Coba deh, sebenernya apa sih tujuan kita buat <i>share </i>hal-hal kayak gitu? Untuk berbagi tips tentang berumah tangga? Berbagi kebahagiaan? Mungkin iya. Tapi entah sadar atau nggak, pasti ada niatan untuk pamer, walaupun mungkin sedikiiiiit banget. Kalo kata Teh Ghina mah, nggak mungkin orang-orang yang main medsos nggak pernah pamer. Pasti pernah.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Jujur, aku sebagai 'penikmat' postingan-postingan kayak gitu, nggak jarang dibikin baper bacanya. Bikin pengen cepet-cepet nikah. Mungkin bagus sih untuk memotivasi biar mau cepet nikah, tapi kalo jodohnya emang belum didekatkan sama Allah, gimana dong? Aku mah masih bisa nyantai soalnya umurku memang belum masuk usia urgent-kudu-buru buru-nikah. Tapi kalo dibaca sama orang-orang yang usianya udah cukup, dan orang ini jadi kebelet nikah sementara jodohnya emang belum ada, gimana coba? Kasian kan? </div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Aku juga jadi sering mengkhayal buat foto-foto romantis ala ala sama pasangan halal aku nanti, bahkan udah nyiapin <i>caption </i>buat di post di Instagram! LOL banget kan? Pasangannya siapa juga belum tau padahal... Kadang tuh jadi pengen cepet nikah karena ngeliat di Instagram kok kayaknya nikah tuh enak banget ya. Seolah-olah nikah tuh cuma perkara <i>upload </i>foto <i>sweet </i>pas akad/resepsi, <i>upload </i>foto <i>honeymoon</i>, gandengan tangan, ketawa bahagia depan kamera. Padahal kan nggak begitu. Seolah-olah dibikin lupa kalo kehidupan berumah tangga yang ditampilin di instagram itu cuma apa yang terlihat dipermukaan aja.. </div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Belum lagi kalo kejadian kayak yang dialamin Teh Ghina sama desainer muslimah tadi. Bahkan Teh Ghina juga bilang kalo ada perempuan yang bersedia jadi istri kedua, padahal kondisinya dia udah punya suami! Dia bersedia jadi istri kedua soalnya sikap dan akhlak suaminya nggak sebaik suaminya Teh Ghina.. Sedih kan.. Mungkin yang berani dan mau jadi istri kedua kayak gitu emang nggak banyak. Tapi berapa banyak orang yang dibikin iri dari postingan-postingan yang kita <i>share</i>? Berapa banyak yang akhirnya merutuki nasib karena suaminya nggak bersikap seperti itu? Dan akhirnya kita jadi penyebab orang jadi hasad, jadi berpenyakit hati... <i>Naudzubillah</i>..</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Jadi, buat kakak-kakak shalihah yang udah nikah di luar sana, yuk coba lebih bijak dalam memilih dan memilah untuk <i>share </i>sesuatu ke media sosial.. Nggak mau kan kita jadi penyebab seseorang berpenyakit hati? Kasihani lah sedikit kami-kami yang masih jomblo ini :"</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<i>Anyway</i>, Teh Ghina itu siapa sih? Beliau itu muslimah yang lumayan sering <i>share </i>tentang materi-materi keislaman di akun instagramnya. Umurnya cuma setahun lebih tua dari aku tapi wawasan keislamannya ma syaa Allah bangeeeeet. </div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Akun instagramnya apa? <i>So sorry</i> aku nggak bisa kasih tau, soalnya katanya Teh Ghina kurang nyaman kalo <i>followers</i>nya terlalu banyak. Padahal sekarang <i>followers</i>nya udah puluhan ribu. Udah terlanjur banyak itumah teeeh wkwkwk</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Lo kenal Teh Ghina ini secara personal, Dhe? Enggak. Hahahahahaha. Kenal personal sih emang nggak, tapi seneng aja bacain tulisan-tulisannya jadi rasanya udah mengenal banget gitu wkwkwk</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<i>Well</i>, aku juga nggak tau sih kalo aku udah nikah nanti, aku akan bisa <i>commit </i>buat nggak PDA atau nggak. Karena pasti kan nggak gampang ya. Apalagi aku mah masih suka riya' hahahaha. Masih jauh lah dari wanita shalihah panutan nan idaman. Doain ajalah ya semoga aku bisa demikian...</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Eh, </div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Doain ketemu jodohnya dulu aja deh! Hahahahahaha</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Berhubung tulisan ini udah panjang banget, aku cukupkan aja yaa. Semoga ada manfaat yang bisa diambil dari ceritaku yang ngalor-ngidul inih. Heu</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Tons of love,</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Dhianti Ayu</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
</div>
Dhianti Ayuhttp://www.blogger.com/profile/04591678849167640365noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-468930602509768371.post-81485416030465248372016-03-05T09:05:00.001+07:002016-03-05T09:48:38.773+07:00Kesal? Yuk, berdamai dengan perasaan!Assalamu'alaykum<br />
<br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
<i>Hey, girls!</i> Suka ngerasa kesal tanpa sebab yang jelas sama orang? Bete sama semua hal yang dilakuin orang itu padahal dia nggak ada salah secara personal sama kamu? Rasanya mau menghindar aja? Pergi sejauh-jauhnya dari orang itu? Atau malah mau cakar mukanya atau jambak rambutnya? Tenang, kamu bukan satu-satunya yang ngerasain itu, kok.</div>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhCMb5recy28UESv8LEP4NPWzLIoQ_hO2RAayoh7OwiZI8oDZyWhPc3CtQmkpj4MI-R6qh7WCrDLF1wWqygCm8336dS0FPIgLlKF5SZW-nub2ABVegIHdrRS032eyksBiyYkXSQER8-MUY/s1600/9d9959c16325c60d613c4ba4f0b2308d.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhCMb5recy28UESv8LEP4NPWzLIoQ_hO2RAayoh7OwiZI8oDZyWhPc3CtQmkpj4MI-R6qh7WCrDLF1wWqygCm8336dS0FPIgLlKF5SZW-nub2ABVegIHdrRS032eyksBiyYkXSQER8-MUY/s400/9d9959c16325c60d613c4ba4f0b2308d.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">picture from <a href="https://id.pinterest.com/categories/quotes/" target="_blank">here</a></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<a name='more'></a><br /><br />
Biasanya ada beberapa faktor kenapa para cewek bisa kesal, bete atau marah tanpa sebab, baik ke sesama cewek atau ke cowok.<br />
<br />
1. Lagi PMS<br />
Ini adalah alasan paling jitu untuk semua sikap anehnya cewek-cewek. Klise banget sih, tapi sampai detik ini masih cukup permisif untuk dijadiin <i>excuse</i>. Jadi, untuk kamu-kamu yang jadi korban kekesalan para cewek karena alasan yang satu ini, yang tabah aja yah, shayy. Atau kalo emang nggak kuat, <i>stay away</i> aja sementara waktu ehehehe<br />
<br />
<br />
2. Konflik Masa Lalu<br />
Uhm kalo yang ini marahnya nggak bener-bener tanpa sebab sih.. Mungkin kamu pernah ada hubungan buruk sama seseorang di masa lalu. <i>But hey, everyone deserves a second chance!</i> Entah kamu atau dia yang salah, yuk, berdamai dengan perasaan untuk berani minta maaf dan belajar memaafkan. Punya musuh tuh nggak enak, loh.<br />
<br />
Atau, masalah di antara kalian sebenernya udah selesai tapi rasanya masih susaaah banget untuk bisa bersikap normal dengan orang itu. Manusiawi banget sih, tapi lagi-lagi yuk, berdamai dengan perasaan! Sekalipun masalahnya udah selesai, tetep nggak enak kan ngebatin mulu? Daripada sibuk memelihara rasa kesal kamu, mending coba inget-inget kebaikannya. Apapun kesalahan yang udah dia lakuin, pasti tetep ada sisi baik yang dia punya kan? Dan, bukan nggak mungkin suatu saaat kamu butuh pertolongannya.<br />
<br />
<br />
3.<i> He/She is just simply annoying</i><br />
Mungkin kamu nggak lagi PMS, juga nggak pernah punya masalah personal sama dia. Tapi setiap ngeliat orang itu rasanya kesel aja. Semua yang dia lakuin rasanya salah dan <i>annoying</i>, walaupun nggak ngerugiin kamu sama sekali. Misalnya gaya bicaranya yang ceplas-ceplos, atau cara bercandanya yang -menurut kamu- jayus atau kasar atau nggak kamu banget, atau gaya berpakaiannya yang -menurut kamu- <i>fashion disaster</i> banget. Itu bisa jadi karena perbedaan kultur di anatara kalian, atau perbedaan pola asuh orangtua, atau perbedaan-perbedaan lainnya. Uhm, kasian juga yah orang yang jadi korban dari kekesalan macam ini. Apalagi kalo kekesalan itu nggak berhasil kamu pendam dan muncul ke permukaan melalui sikap kamu ke dia. Bisa jadi, dia nggak tau apa salah dia sampe bikin kamu bersikap begitu.<br />
<br />
Solusinya, coba deh pikirin kalo kamu ada di posisi dia. Ada yang nggak suka sama kamu tanpa alasan pasti, kamu diperlukakan buruk sama orang tanpa kamu tau kenapa. Nggak enak banget kan? Pasti akan ada yang begitu sih,. Akan ada orang yang nggak suka sama kamu, sekeras apapun kamu berusaha bersikap baik. Karena kamu emang harus selalu siap untuk dibenci. (i<i>t's an advice from my friend and really useful. Thankss kak Meut..</i>) Tapi, itu nggak lantas bisa kamu jadiin <i>excuse</i> buat berikap buruk ke orang yang -menurut kamu- nyebelin. Salah satu caranya adalah, lagi-lagi, berdamai dengan perasaan. Karena dalam kasus ini, sebenernya masalahnya bukan pada orang yang bikin kamu kesal, tapi justru diri kamu sendiri. Andaikan kamu lebih bisa menahan ego, lebih bisa menerima perbedaan, lebih bisa sedikit bersabar, bisa jadi sebenernya orang itu nggak seburuk yang kamu pikir. Toh, temen-temen kamu yang lain bisa <i>fine-fine</i> aja kan menyikapi temen kamu yang satu ini?<br />
<br />
<br />
Kesal boleh. Lumrah dan manusiawi banget kok. Tapi, jangan dibiarin berlarut-larut yah<br />
<br />
<br />
*ngomong <span style="font-size: x-small;">(<i>in this case</i> ngetik kali yah)</span> sambil ngaca, terutama untuk point no. 3*<br />
<i>Yes, this post actually is a note to myself...</i><br />
<br />
<br />
Salaam<br />
<br />
<br />
<br />
yang sedang berusaha berdamai dengan perasaannya,<br />
Dhianti AyuUnknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-468930602509768371.post-822788832288438172015-08-05T22:25:00.002+07:002015-12-13T22:39:54.285+07:00Filosofi Jari<div style="text-align: justify;">
Bukan kok. Walaupun judulnya mirip, tapi postingan ini dibuat bukan untuk nyaingin film yang pernah tayang di bioskop, yang diadaptasi dari buku berjudul sama itu kok. Beneran deh, bukan :p</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Inspirasi untuk nulis postingan ini datang dari Pak Apip, dosen matkul Sejarah Masyarakat Arab yang nggak cuma sekedar ngajarin sejarah, tapi juga nilai-nilai kehidupan yang nggak ada di matkul manapun. Di beberapa pertemuannya, Pak Apip suka ngebahas tentang jari. Menurut beliau, masing-masing jari yang ada di tangan kita ini punya pengertian sendiri yang bisa jadi kunci sukses seseorang. Coba kita bahas satu-satu yaa</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<a name='more'></a><br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jempol: Uhm, mungkin lebih indah kalo disebut ibu jari kali yaa. Tapi gapapalah jempol aja. Heuheu. Kata Pak Apip, jempol tuh menggambarkan kalo kita harus bersyukur dan berterima kasih, terutama ke Allah dan orangtua. Kenapa bersyukur? coba deh, biasanya kita menggambarkan sesuatu yang baik itu dengan nunjukin jari jempol kan? Tapi jari jempol yang menghadap keatas loh yaa. Nah, itu artinya, segala hal di dunia ini bisa jadi baik atau buruk, tergantung darimana kita melihatnya. Dan pasti, pasti ada sesuatu yang bisa kita syukuri, se-menyedihkan apapun kejadian yang kita alamin. Makanya, jari jempol ngajarin kita untuk senantiasa bersyukur. Mungkin kita bisa aja menggerakkan jempol ke bawah, atau dengan kata lain ngerasa kecewa atau sedih terhadap sesuatu. Tapi inget, kita punya kendali penuh untuk gerakin jempol kita ke atas, untuk selalu ngeliat sesuatu yang postitif dari apapun yang kita alamin. Yuk, mulai belajar jadi orang yang pandai bersyukur. #ntms</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://bienennest.files.wordpress.com/2010/06/thumbs_up.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="319" src="https://bienennest.files.wordpress.com/2010/06/thumbs_up.jpg" width="320" /></a></div>
<br /></div>
<br />
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Telunjuk: Fokus. Kenapa fokus? Soalnya kita biasa menggunakan jari ini untuk menunjuk sesuatu. Dan kalo kita mau nunjuk sesuatu, pasti kita fokus sama benda/orang/apapun yang mau kita tunjuk. Makanya, menurut Pak Apip jari telunjuk kita itu mengingatkan kita untuk fokus sama suatu hal. Yang paling aku inget, Pak Apip sering banget bilang kalo kita lagi denger suatu informasi entah itu materi kuliah, kajian, dengerin radio atau apapun, kita hanya perlu inget dan fokus sama satu kata. Dari satu kata yang kita inget itu nantinya pasti bisa berkembang jadi satu frasa, satu kalimat, bahkan satu paragraf yang bisa kita inget diluar kepala. Bahkan metode-inget-satu-kata ini lebih bagus ketimbang kita berusaha nyatet apa yang lagi kita denger tapi yang kita catet itu cuma mampir doang<br />
di otak sepersekian detik kemudian wuzzzz, menguap. Jadi kuncinya adalah: Fokus. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiVJ4Ix1kCGPIVaClpdOKq1Is1E11J1UYkMFAKiJUj9oh5gfx1T5JDKmxRoXlcHIUQhyphenhyphenf6tQEbWpXlDg4JJlrp_ALLzDgfk38v3BCcPuUiu3PL2cfB-jk0aVHGpyMfZ2T_YUBsYKbEntSif/s320/telunjuk.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;" width="233" /></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">picture from <a href="http://ku-pu.blogspot.com/2012/03/makna-ke-lima-jari-tangan.html" target="_blank">here</a></td><td class="tr-caption" style="text-align: center;"></td><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br /></td><td class="tr-caption" style="text-align: center;"></td><td class="tr-caption" style="text-align: center;"></td><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br /></td><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br /></td><td class="tr-caption" style="text-align: center;"></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
Jari tengah: Tau kelebihan yang kita punya. Hhhm sebenernya ini PR terbesar aku sih, soalnya sampe skrg aku blm tau apa kelebihan aku. Atau jangan2.......emang ga ada? Huhuhu. Anyway, menurut Pak Apip, tau kelebihan yg kita punya itu penting, karena itu bisa jadi nilai plus kita dibanding orang lain. Dan dari kelebihan itu kita bisa ngembangin diri kita. Nggak usah dijelasin panjang lebar juga pasti kita sama2 udah tau lah ya, keuntungan dari mengetahui kelebihan itu apa..</div>
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://blogcms.yn.lt/screenshots/PESAN%20TUHAN%20MELALUI%20JARI%20JEMARI%20KITA" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://blogcms.yn.lt/screenshots/PESAN%20TUHAN%20MELALUI%20JARI%20JEMARI%20KITA" height="320" width="297" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
Agak bahaya kalo cuma ambil foto jari tengahnya aja. Jadi sekaligus lima2nya gpp ya? :p</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Jari manis: perbanyak relasi. Maksudnya, bermanis-manis lah sama orang. Bermanis-manis disini maksudnya bukan <i>kiss</i> <i>ass</i> atau gimana loh ya. Tapi ya, bersikap baik gitu lah. Ga ngeselin, moody, gampang marah atau suka ngambek *sambil ngaca*. Karena in syaa Allah dengan bersikap baik sama </div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
orang akan bikin relasi kita makin luas, dan bisa mempermudah urusan kita juga nantinya. Huhuhu bener bener a note to myself banget lah ini mah</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/a/af/Ringvinger.jpg/250px-Ringvinger.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/a/af/Ringvinger.jpg/250px-Ringvinger.jpg" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
Susah juga ya cari gambar jari ini yg ga bercincin :"</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
Kelingking: selalu menghargai orang yang lebih 'kecil' dari kita. Walaupun kita kata raya, cantik jelita, berpendidikan tinggi, karirnya bagus, atau anak konglomerat sekalipun, ga boleh bikin kita jadi jumawa dan menganggap rendah orang lain yang nggak seberuntung kita. Karena disadari atau nggak, mereka udah banyak ngebantu kita. Contohmya, kalo si mbak di rumah lagi mudik, pasti bakalan kerepotan bgt kan? Semua kerjaan rumah jadi kita yg take over. Apa lagi kalo harus sambil<br />
ngerjain tugas kampus sama jagain keponakan sekalian. Kebayang ga tuh gimana rasanya? *curhat*<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://i40.tinypic.com/2cpoqoi.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://i40.tinypic.com/2cpoqoi.jpg" height="240" width="320" /></a></div>
<br />
<br />
<br />
Well, pantes aja aku masih begini adanya sampe skrg. Masih blm bisa dibilang sukses. Mungkin yaaaa karena aku blm ngejalanin 5 filosofi jari tadi. Menurut kamu gimana?<br />
<br />
<br />Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-468930602509768371.post-14765148493886713242014-06-27T14:37:00.000+07:002014-06-27T14:37:00.495+07:00His protection"Ma liat deh, jerawat adek sebernernya udh nggak ada ya, tinggal bekas2 nya aja"<br />
"Iya kan kata dokternya pelan2, nanti kalo tinggal ngilangin bekasnya kan di ganti obatnya. Maknya kamu jangan centil, jangan ngaca melulu. Nanti kalo mukanya udah mulus jangan centil2 ya. Allah tau kali kalo kamu tuh centil, makanya kamu dibikin jerawatan biar ga ke centilan"<br />
*cuma bisa nyengir*<br />
<br />
Well, bener juga sih.. walaupun td mama ngomongnya sambil becanda sama ketawa-ketawa, tapi emang ada benernya juga kalo Allah tuh emang punya cara yang unik buat ngejaga hambaNya. Mungkin dengan karakter gue yg kayak gini, gue bisa makin lenjeh dan kecentilan kalo di kasih muka mulus. Makanya Allah ngelindungin gue dengan bikin muka gue jerawatan, supaya gue bisa lebih behave, mungkin. Nah semoga dengan keadaan gue yang skrg lagi berusaha menyederankan penampilan, yang berusah nggak pake kerudung pendek, jeans dan selalu pake kaos kaki (to be honest awalnya ini susaaah bgt), yang mulai mau meninggalkan masa2 kebodohan, semoga Allah jadi mau untuk bikin muka gue mulus lagi. Karena sejujurnya enakan punya muka mulus daripada jerawatan (ya iyalaah). Dan semoga, kalo nanti mukanya udah mulus, gue nggak lupa untuk ngejaga apa yg seharusnya gue jaga, ngejaga apa yg seharusnya cuma boleh dinikmati sama mahrom gue. Aamiin.<br />
<br />
Makanya, coba yuk buat mulai ngeliat sesuatu dari kacamanta yg beda. Karena mungkin aja, kita nggak suka sama sesuatu padahal itu caranya Allah buat ngelindungin kita, melalui hal-hal yang nggak kita sadarin. Ya kan?<br />
<br />
<br />Unknownnoreply@blogger.com0